-->

Beladiri Taekwondo

Saturday, March 24, 2012

Beladiri Taekwondo

BAB I

PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang


Seni bela diri sepertinya memang dimiliki oleh setiap negara. Kebutuhan dalam melindungi diri dari berbagai gangguan yang membahayakan merupakan salah satu dari sekian banyaknya alasan mengapa seseorang ingin belajar bela diri. Bela diri ibarat sebuah senjata yang dimiliki secara pribadi. Senjata itu bisa digunakan di manapun dan kapan pun saat dibutuhkan. Bela diri juga merupakan senjata paling efisien, tanpa harus kerepotan membawa benda-benda tajam misalnya, kita akan siap melawan ancaman-ancaman berbagai kejahatan.

Benua Asia sepertinya mempunyai variasi bela diri lebih banyak dibandingkan dengan benua lainnya. Taekwondo merupakan salah satu ilmu bela diri nasional masyarakat Korea, dan yang paling banyak di pelajari dan digunakan oleh masyarakat dunia. Tae artinya melumpuhkan lawan dengan menggunakan kaki atau tendangan. Kwon artinya gerakan menyerang lawan dengan tangan, meninju, menangkis dan memukul. Do artinya seni atau metode yang berjalan. Sehingga secara harfiah Taekwondo merupakan ilmu mempelajari serangan dengan menggunakan kaki dan tangan untuk menendang, menangkis dan memukul lawan.

Filosofi Taekwondo perlu sekali dipahami, sehingga seseorang minimalnya mampu mempraktekkan semua aktifitas Taekwondo dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Maka dalam kajiannya Taekwondo bisa dilihat ke dalam tiga dimensi yaitu; ontologi yang membicarakan tentang keberadaan Taekwondo, epistimologi membicarakan tentang sumber-sumber, sarana dan prasarana dalam melakukan aktifitas Taekwondo, dan aksiologi membicarakan tentang bagaimana aplikasi dari Taekwondo terhadap kehidupan nyata yang membutuhkan nilai-nilai yang sesuai norma dan moral.

BAB II

PEMBAHASAN


A. Dimensi Ontologi


1.    Asal Mula Taekwondo


Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya , tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik - teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual.

Manusia mempelajari teknik - teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh - musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai 'Subak" , "Taekkyon", " Takkyon" , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea, ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang.

Menurut catatan , kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti " Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin " di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut " Muye Dobo Tongji " menyebutkan : " ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti (Taekwondo) dapat digunakan setiap saat ".

Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja - raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut "Subakhui", yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.

Pada masa modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian, saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo - Tonji, yang memuat gambar - gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.

Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association (KTA) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970-an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia, dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.

2.    Materi Taekwondo


Materi dalam berlatih beladiri Taekwondo ada tiga materi yang semuanya harus di pelajari secara kontinyu. Adapaun tiga materi tersebut adalah :

a.     Poomsee atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa korea.

b.      Kyukpa atau teknik pemecahanbenda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran atau obyek benba mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.

c.     Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

3.    Filosofi Taekwondo


Taekwondo memiliki filosofi dan nilai-nilai yang penting dalam keidupan. Bukan hanya sekedar menendang, memukul dan menangkis tetapi sekaligus sebagai hiburan, seni, dan keindahan didalamnya. Nilai-nilai filsafat yang ada pada Taekwondo bisa dilihat pada lambang Taekwondo, seragam Taekwondo dan pada sabuk Taekwondo.

1)        Lambang Taekwondo Indonesia

Filosofi yang terkandung dalam lambang Taekwondo Indonesia diantaranya sebagai berikut :

a.       Warna dasar merah putih memberikan makna atau sebagai identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia

b.      Kepalan tangan memberikan makna bahwa;

·      Ibu jari mencirikan sebagai seorang pembina yang selalu melindungi dan memberikan arahan dalam Taekwondo.

·      Jari telunjuk menggambarkan seorang pelatih yang selalu memberikan latihan dan didikan dalam menguasai Taekwondo.

·      Jari Tengah menggambarkan seorang atlet yang selalu berjuang dalam menguasai Taekwondo baik secara fisik, teknik, taktik, dan mental.

·      Jari manis menggambarkan seorang penyandang dana yang selalu hadir untuk memberikan dorongan semangat secara material.

·      Jari kelingking menggambarkan seorang cendekiawan yang bisa memberikan dan berbagi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan baik secara global maupun spesialisasi dalam hal Taekwondo.

c.       Lingkaran hitam melambangkan suatu kesatuan yang abadi terhadap unsur-unsur yang terkandung didalamnya.

2)        Seragam (Dobok) Taekwondo

Tidak hanya seragam yang cukup melindungi tubuh dari sinar matahari, tapi pakaian Taekwondo pun mempunyai arti filosofi yang terkandung didalamnya,diantaranya:

·         Bagian atas seragam melambangkan langit yang luas.

·         Bagian bawah seragam melambangkan bumi yang ada kehidupan

·         Sabuk atau dalam istilah Korea biasa disebut Tie melambangkan sirkulasi kehidupan manusia yang berada diantara langit dan bumi.

·         Warna putih melambangkan kesucian hati, kemuliaan jiwa, dan perdamaian yang selalu dicerminkan oleh seorang Taekwondoin

·         Bentuk V pada seragam bagian atas menggambarkan identitas pakaian khas Korea yang berarti harapan dan prestasi.

3)        Sabuk Taekwondo

Nilai filsafat yang terkandung dalam Taekwondo, bisa dicerminkan juga pada warna-warna sabuk yang biasa dipakai oleh seorang Taekwondoin. Warna sabuk menunjukan tingkat kemampuan seseorang dalam menguasai ilmu Taekwondo. Warna sabuk tersebut terdiri dari:

a.     Sabuk Putih melambangkan kesucian. Artinya seseorang yang baru lahir dan baru mengenal Taekwondo atau sebagai dasar dan permulaan.

b.    Sabuk Kuning melambangkan bumi atau tanah. Artinya seseorang sudah mulai diberikan berbagai ilmu-ilmu dasar Taekwondo.

c.      Sabuk Hijau malambangkan dedaunan yang tumbuh. Artinya seseorang kemampuannya mulai berkembang dan tumbuh.

d.      Sabuk Biru melambangkan langit. Artinya ilmu yang benar-benar diberikan harus dikuasai dan dimengerti, sehingga dapat mengembangkan kembali ilmu-ilmu sudah ada.

e.     Sabuk Merah melambangkan matahari. Artinya kemampuan dalam menguasai segala bentuk ilmu maka harus bisa memberikan manfaat untuk orang lain, dan harus mampu menguasai diri atas segala emosi yang kemungkinan terjadi.

f.      Sabuk Hitam melambangkan kedewasaan. Artinya seseorang pada tingkat ini sudah  mampu mengontrol diri, bertanggung jawab, integritas, loyalitas dan mampu menguasai keadaan lingkungan.

B.  Dimensi Epistimologi


1.    Dasar – dasar Bela Diri Taekwondo

Dasar-dasar Taekwondo terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan yang menggunakan bagian tubuh kita untuk menghadapi lawan. Dasar-dasar Taekwondo terdiri dari 5 komponen dasar, yaitu :

a. Keupso (bagian tubuh yang menjadi sasaran)

1)   Eolgol (bagian atas/kepala/muka)

2)   Momtong (bagian tengah/badan)

3)   Arae (bagian bawah tubuh)

b. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan

1) Jumeok (kepalan), yaitu Deung-Jumeok (punggung kepalan), Me-Jumeok (kepalan palu), Pyon-Jumeok, Bam-Jumeok, Jipke-Jumeok.

2) Son (tangan), yaitu Sonnal (pisau tangan), Sonnal-Deung, Batang-Son (telapak tangan), Pyon-Jumeok, Pyonson-Keut dengan variasi Pyonson-Keut Sewo Chireugi, Pyonson-Keut Upeo Chireugi, Jechin-Pyonson-Keut, Gawison Keut, Ageum Son.

3)  Palmok (lengan), yaitu An Palmok (lengan bagian dalam), Bakkat Palmok (lengan bagian luar) , Deung Palmok, Mit Palmok.

4)   Palgup (siku).

5)   Dari (kaki bagian atas) yaitu Mureup / lutut dan Jeonggang Wi / tulang kering, dan

6)  Bal (kaki bagian bawah), yaitu Ap chuk (ujung depan telapak kaki), Dwitchuk (telapak kaki bagian belakang), Dwikumchi (tumit), Baldeung (punggung kaki), Balnal Deung, Balbadak (telapak kaki bagian dalam), Balkkeut, Balnal (pedang telapak kaki).

c. Seogi (sikap kuda-kuda)

1)   Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka), terdiri atas

a)    Pyeonhi Seogi (sikap kuda-kuda rileks)

b)   Charyeot Seogi (sikap kuda-kuda bersiap)

c)    Naranhi Seogi (sikap kuda-kuda sejajar).

d)   Juchum Seogi (sikap kuda-kuda duduk).

e)    Ap Seogi (sikap kuda-kuda jalan pendek).

f)    Ap Kubi Seogi (sikap kuda-kuda jalan panjang).

g)   Dwit Kubi Seogi (sikap kuda-kuda kuda-kuda L).

h)   Beom Seogi (sikap kuda-kuda harimau).

i)    Hakdari Seogi (sikap kuda-kuda satu kaki)

2)  Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup), terdiri atas Moa Seogi dan Koa Seogi (sikap kuda-kuda kaki menyilang).

3)  Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus), terdiri atas Kibon Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap), Bojumeok Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap dengan menutup kepalan).

d. Makki (tangkisan), berbagai macam tangkisan diantaranya yaitu:

1)      Arae Makki (tangkisan ke bawah)

2)      Eolgol Makki (tangkisan ke atas)

3)      Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)

4)      Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)

5)      Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)

6)      Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan)

7)      Kawi Makki (tangkisan menggunting)

8)      Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan)

9)      Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar)

10)  Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah)

11)  Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar.

e. Kongkyok Kisul (teknik serangan), terdiri atas:

1)      Jereugi (pukulan), yaitu :

a.    Momtong Jireugi (pukulan lurus ke depan, sasaran tengah / ulu hati).

b.    Yeop Jireugi (pukulan lurus ke samping).

c.    Dangkyo Teok Jireugi (pukulan ke rahang sambil menarik).

d.   Du Jumeok Jecho Jireugi (pukulan ganda mengait ke atas).

2)      Chigi (sabetan), yaitu :

a.    Han Sonnal Mok Chigi (sabetan tunggal dengan pisau tangan)

b.    Jebipoom Mok Chigi (sabetan dari lura ke dalam dibarengi tangkisan pisau tangan ke arah atas)

c.    Me Jumeok Naeryo Chigi (sabetan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking)

d.   Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (sabetan depan menggunakan bonggol atas kepalan dengan sasaran atas)

e.    Palkup Dollyo Chigi (sabetan memutar dengan siku tangan)

f.     Palkup Pyojeok Chigi (sabetan siku tangan dengan sabetan sasaran/target terpegang)

g.    Mureup Chigi (sabetan yang menggunakan lutut)

h.    Deung Jumeok Bakkat Chigi (sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan).

3)      Chireugi (tusukan), yaitu :

a.    Pyeonson Keut Sewo Chireugi (tutuksan dengan telapak tangan tegak)

b.    Kawison Keut Chireugi (tusukan dengan 2 jari ke arah mata)

4)      Chagi (tendangan), yaitu :

a.    Ap Chagi (tendangan depan)

b.    Dollyo Chagi (tendangan serong/memutar kesamping)

c.    Yeop Chagi (tendangan samping)

d.   Dwi Chagi (tendangan belakang)

e.    Naeryo Chagi (tendangan menurun/mencangkul)

f.     Twio Yeop Chagi (tendangan Yoep Chagi dengan melompat)

g.    Dwi Huryeo Chagi (tendangan balik dengan mengkait)

h.    Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat)

i.      Twio Ap Chagi

j.      Twio Dwi Chagi


2.    Sarana dan Prasarana Taekwondo

Didalam setiap cabang olahraga baik dari aktivitas permainan sampai pada aktivitas air, membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pencapaian penguasaan kemampuan yang diharapkan. Mulai dari pakaian hingga peralatan yang digunakan untuk latihan dan bertanding.

a.     Pakaian Taekwondo

Pakaian ataupun seragam latihan merupakan bagian yang sangat penting dalam olahraga, begitupun dengan Taekwondo membutuhkan pakaian seragam. Di Taekwondo pakaian latihan yang biasa digunakan disebut Dobok (bahasa Korea). Dobok yang digunakan oleh pemula yaitu warna putih polos, mulai dari baju, celana dan sabuk. Tetapi wajib menggunakan logo Taekwondo Pengurus Besar Taekwondo Indonesia di baju bagian dada kiri.

Selain yang putih polos, ada juga baju yang pada bagian kerahnya berwarna hitam. Itu biasanya digunakan oleh pemegang sabuk hitam (tingkatan DAN), atau juga bisa dipakai oleh pemegang sabuk warna (sebelum DAN) tetapi hanya digunakan pada saat pertandingan atau kejuaraan Taekwondo, baik itu kejuaraan Kyurigi (pertarungan) ataupun Poomse (jurus).

b.    Peralatan Taekwondo

Bela diri Taekwondo dikenal dengan cabang bela diri yang paling aman. Karena didalam suatu pertandingan Taekwondo (khususnya kyurugi) menggunakan peralatan yang sangat lengkap, diantaranya :

1)   Body protector (pelindung badan), yang bisa melindungi seluruh bagian badan (dari bahu sampai perut bagian bawah), sampai melindungi tulang belakang.

2)   Head guard  atau pelindung kepala, yang melindungi seluruh bagian kepala kecuali bagian muka.

3)   Hand guard (pelindung lengan), yang melindungi lengan mulai dari siku-siku sampai ke jari-jari tangan. Bagian yang dilindungi adalah lengan bagian luar, agar dalam memblok tendangan bisa mengurangi sedikit rasa sakit.

4)   Pelindung kaki, yang melindungi kaki dibawah lutut hingga punggung kaki. Bagian yang dilindungi adalah bagian tulang kering, agar tidak terjadi benturan langsung anta tulang kering yang bisa menyebabkan patah tulang

5)   Pelindung kemaluan, yang melindungi daerah kemaluan agar atlet merasa aman dalam bertanding.

6)   Pelindung gigi, yang melindungi seluruh bagian gigi agar meminimalisir terjadinya patah gigi.

Selain peralatan pertandingan tersebut, ada juga peralatan yang selalu digunakan untuk latihan, diantaranya adalah pyong (target). Fungsinya adalah sebagai alat untuk menjadi sasaran latihan tendangan atau pukulan. Tapi ada juga alat yang digunakan untuk menambah power tendangan, yaitu biasa disebut dengan sansak. Bentuknya menyerupai tabung panjang dan bobotnya juga bisa sama dengan bobot seorang manusia.

C.  Dimensi Aksiologi


Bagaimana kita mencapai kesatuan Taekwondo? Taekwondo adalah cara hidup, seperti memiliki pekerjaan, membesarkan keluarga, berjuang untuk membuat suatu perubahan. Apa yang membuat Taekwondo berbeda dari yang lain bahwa hal itu adalah kegiatan untuk bertahan hidup dalam situasi yang sangat bertentangan. Satu selalu harus mengatasi musuh yang mencoba untuk menyebabkan kerusakan. Tetapi hanya memenangkan pertarungan saja tidak cukup untuk menjamin keselamatan seseorang, karena musuh dapat memulihkan diri dan menyerang lagi. Selain itu, mungkin ada musuh lain daripada yang hanya dikalahkan. Seseorang tidak dapat pernah merasa aman, kecuali kedamaian satu keuntungan permanen. Untuk mencapai perdamaian permanen atau abadi, salah satu kebutuhan kesatuan. Ini adalah tujuan Taekwondo untuk apa. Jika tidak Taekwondo akan ada berbeda dari pertempuran jalan-keterampilan lainnya.

Taekwondo mengejar pertumbuhan yang harmonis dan perbaikan hidup melalui kegiatan yang unik. Inilah sebabnya mengapa orang bisa mengatakan Taekwondo adalah suatu cara hidup. Untuk akhirnya memungkinkan diri kita untuk menjalani kehidupan yang lebih berharga, kita akan melakukannya dengan baik dengan menemukan prinsip-prinsip panduan tersembunyi dalam Taekwondo.

Aplikasi dari seni bela diri Taekwondo adalah melalui suatu pertandingan, baik pertandingan kyurugi ataupun poomse. Dalam pertandingan kyurugi ataupun poomse ada hal-hal yang harus diikuti, sebut saja itu adalah peraturan pertandingan. Peraturan pertandingan menuntut seluruh atlet untuk mengikuti pertandingan dengan tertib sehingga azas-azas Taekwondo akan bisa tercapai baik untuk diri sendiri ataupun orang-orang yang ada disekitarnya.

a.    Azas-azas Taekwondo

Dalam Taekwondo ada beberapa azas yang harus dipahami oleh seorang Taekwondoin. Tujuannya untuk mencapai kempampuan secara keseluruhan, disamping menguasai kemampuan teknik ataupun keterampilan tetapi juga mampu menguasai diri sendiri terhadap hal-hal negatif yang bisa menghilangkan derajat seorang olahragawan. Azas-azas tersebut diantaranya :

1)      Azas Pancasila

2)      Azas Sportifitas.

3)      Azas Kedisiplinan.

4)      Azas Kejujuran.

5)      Azas Saling Menghormati

6)      Azas Pengendalian Diri.

7)      Azas Keramahan.

8)      Azas Semangat yang tidak pernah padam.

9)      Azas Tidak Mudah Putus Asa.

10)  Azas Keikhlasan.

11)  Azas Mengutamakan kepentingan Organisasi di atas kepentingan Pribadi.

12)  Azas Rendah Hati.

Apabila seorang Taekwondoin mampu menjalankan semua azas tersebut maka dipercaya semua pertandinga Taekwondo akan berjalan dengan baik dan lancar, karena akan terciptanya pertandingan aman, adil dan tertib.

b.    Peraturan Pertandingan

Pertandingan yang banyak dipertandingkan pada masa sekarang ini adalah kejuaraan kyurugi dan poomse. Masing-masing mempunyai peraturan dan cara penilaian sendiri.

1)        Peraturan Pertandingan Kyurugi (body contact)

1.        Atlet wajib memakai semua peralatan pelindung.

2.        Menggunakan arena (matras ukuran 8 x 8 meter

3.        Durasi waktu 2 menit x 3 ronde

4.        1 wasit tengah, dan minimal 3 juri

5.        Bagian badan yang di tendang mulai perut ke atas

6.    Pelanggaran (kyonggo) dikurangi setengah, pemotongan (ganjum) dikurangi satu (point bertambah pada skor lawan)

7.        Menang – kalah dinyatakan dengan perolehan point setelah babak ke tiga (kecuali KO)

8.        Point 1 untuk tendangan ke arah perut,

Point 2 untuk tendangan memutar ke arah perut

Point 3 untuk tendangan ke arah kepala

Point 4 untuk tendangan memutar ke arah kepala

2)        Peraturan Pertandingan Poomse (jurus)

Dalam poomse ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang atlet pada saat mengikuti pertandingan. Peraturannya adalah :

1.        Atlet wajib memakai dobok (pakaian Taekwondo)

2.        Menggunakan arena 10 x 10 meter

3.        Katagori yang dipertandingkan:

a.    Individu

b.    Pasangan

c.    Kelompok

d.   Campuran

4.        Total skor adalah 10,0

5.        Atlet wajib mengikuti aba-aba dari instruktur

6.        Kriteria penilaian :

a.    Akurasi dari teknik poomse

1)   Akurasi dari gerakan dasar dan keseimbangan

2)   Detail dari setiap poomse

b.    Presentasi

1)   Kecepatan dan Power

2)   Irama/ritme

3)   Ekspresi dari energi


BAB III

PENUTUP


A.   Kesimpulan


Taekwondo adalah salah satu seni bela diri tradisional Korea yang paling sistematis dan ilmiah, yang mengajarkan lebih dari keterampilan pertempuran fisik. Ini adalah disiplin yang menunjukkan cara meningkatkan semangat dan kehidupan melalui pelatihan tubuh dan pikiran kita. Taekwondo berasal dari 3 suku kata, yaitu “tae” artinya kaki / menghancurkan dengan tendangan, “kwon” artinya tangan / memukul atau bertahan dengan tangan kosong, dan “do” artinya cara / metode.  Jadi secara keseluruhan Taekwondo adalah “suatu cara atau metode untuk menghancurkan dan bertahan dengan menggunakan kaki dan tangan”.

Cabang Taekwondo yang sekarang dipertandingkan ada dua macam, yaitu kyurugi (body contact) dan poomse (jurus). Dalam Taekwondo tidak hanya menekankan latihan atau pengembangan teknik saja, melainkan pengembangan latihan mental dan juga karakter yang terkandung didalam bela diri Taekwondo.

B.   Saran


Sangat diharapkan kepada para pembina atau pelatih Taekwondo, dalam menerapkan teknik-teknik atau ilmu kepada anak didik atau atlet, jangan sampai hanya mengembangkan kemampuan keterampilannya tetapi berikan pemahaman terhadap pengendalian diri atau memahami nilai-nilai yang terdapat dalam bela diri Taekwondo.

Daftar Pustaka


Adhy. (t.thn.). filosofi sabuk pada taekwondo. Dipetik 12 09, 2011, dari Martial Art: http://adhytam14vchik.student.umm.ac.id/139/

Anneahira. (2010). Taekwondo. Dipetik 12 09, 2011, dari www.anneahira.com/taekwondo.htm

Hidayat, C. d. (2008). Taekwondo. Tasikmalaya: PJKR Universitas Siliwangi.

Suryadi, V. Y. (2008). Poomse Taekwondo untuk Kompetisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Susanto. (2011). Filsafat Ilmu suatu Kajian dalam Dimensi Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuhri Mulya, T. I., & Gunawan, S. (2008). Competition Rules dan Interpretation World Taekwondo Federation.

1 komentar:

Thanks ya sob udah share , blog ini sangat bermanfaat sekali ..............




agen tiket murah

Reply