Faktor-faktor Sekolah Berkualitas
Mutu pendidikan khususnya di tingkat satuan pendidikan sangat ditentukan oleh faktor-faktor dinamis yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Menurut pendapat Diana Townsend dan Butterworth (1992) yang dipaparkan oleh Prof. Dr. H. Moh. Surya, M.Pd., dalam sebuah seminar nasional mengatakan bahwa ada sepuluh faktor dinamis sebagai penentu terwujudnya mutu sekolah yang berkualitas, sehingga yang pada akhirnya mampu membangun karakter peserta didik dan lulusannya. Kesepuluh faktor tersebut diantaranya adalah:
Dalam kehidupan di lingkungan satuan pendidikan, kualitas kepemimpinan baik kepela sekolah maupun personil lainnya, mempunyai andil yang besar dalam menjalankan kegiatan sekolah dan sudah tentu berkaitan dengan kualitas karakter semua pihak yang terkait terutama para peserta didik. Kepala sekolah yang efektif merupakan wujud kepemimpinan yang kuat dengan visi yang jauh ke depan tetapi realistik terhadap kondisi nyata dan lingkungannya khususnya yang berkenaan dengan siswa dn staf sekolah.
Proses pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab dari semua anggota staf tenaga kependidikan. Semua anggota staf harus memahami dan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, serta saling menghargai tugas-tugas sejawatnya.
Untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif bagi berkembangnya karakter paripurna harus terdapat berbagai jenis kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam suasana yang selalu hidup dan kreatif selaras dengan kemampuan dan minat siswa, serta adaptif dengan lingkungan.
Dalam mewujudkan sekolah yang bermutu, staf sekolah terutama guru-guru harus mendapat peluang secara sistematis untuk memperoleh pengembangan diri dan profesional. Program pengembangan yang dibangun secara sistematis akan memberikan pengalaman yang amat bermakna dalam pengembangan karakter paripurna.
Kurikulum yang baik dibuat sedemikian luwes sehingga membuka peluang bagi guru untuk menatanya sesuai dengan keadaan siswa dan lingkungan. Inovasi ini telah mulai dilaksanakan melalui KTSP yang memberi peluang bagi sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan kondisi lingkungannya.
Dalam upaya mewujudkan sekolah sebagai lingkungan yang membangun karakter paripurna, sekolah harus mempunyai tujuan dan harapan (visi dan misi) yang dinyatakan dengan jelas, dan disebar-luaskan kepada semua pihak yang terkait. Standar ditetapkan setinggi mungkin akan tetapi realistik, dan perbedaan individual dalam belajr dipahami dan dihargai sebaik-baiknya. peraturan dinyatakan secara jelas dan dilakukan secara konsekuen.
Suasana yang menyenangkan, baik di ruang kelas, atau di tempat-tempat lainnya di sekeliling sekolah merupakan salah satu ciri lingkungan yang kondusif. Para siswa senantiasa aktif dan terlibat dalam berbagai kegiatan, dengan sikap yang ramah dan ceria penuh optimistik. Guru-guru pun tidak bersikap pasif tetapi pro-aktif artinya tidak menunggu bola melainkan secara aktif menyambut bola, dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
Sekolah memahami kualitas prestasi siswa-siswanya, dan menyadari akan kekuatan dan kelemahan siswa-siswanya. Sekolah efektif senantiasa terbuka terhadap gagasan-gagasan baru dan selalu mencari cara-cara inovatif untuk mencapai hal--hal yang lebih baik.
Sekolah bermutu senantiasa berkomunikasi dengan secara efektif, baik ke dalam maupun ke luar. Guru-guru berbagi pengalaman dan gagasan, mendiskusikan berbgai masalah baik secara informal maupun formal. Sekolah selalu mempunyai hubungan komunikasi dan kerjasama yang erat dengan orang tua dan masyarakat.
Sekolah bermutu mengakui bahwa orang tua adalah pasangan atau mitra dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Dengan demikian antara sekolah, keluarga dan masyarakat terwujud satu kesatuan yang utuh, simbiotik, dan sinergik dalam mewujudkan tanggung jawabnya terhadap pendidikan.
Oleh: Prof. Dr. H. Mohamad Surya, M.Pd
1. Kepemimpinan
Dalam kehidupan di lingkungan satuan pendidikan, kualitas kepemimpinan baik kepela sekolah maupun personil lainnya, mempunyai andil yang besar dalam menjalankan kegiatan sekolah dan sudah tentu berkaitan dengan kualitas karakter semua pihak yang terkait terutama para peserta didik. Kepala sekolah yang efektif merupakan wujud kepemimpinan yang kuat dengan visi yang jauh ke depan tetapi realistik terhadap kondisi nyata dan lingkungannya khususnya yang berkenaan dengan siswa dn staf sekolah.
2. Guru dan Staf
Proses pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab dari semua anggota staf tenaga kependidikan. Semua anggota staf harus memahami dan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, serta saling menghargai tugas-tugas sejawatnya.
3. Proses Belajar-Mengajar
Untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif bagi berkembangnya karakter paripurna harus terdapat berbagai jenis kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam suasana yang selalu hidup dan kreatif selaras dengan kemampuan dan minat siswa, serta adaptif dengan lingkungan.
4. Pengembangan Staf
Dalam mewujudkan sekolah yang bermutu, staf sekolah terutama guru-guru harus mendapat peluang secara sistematis untuk memperoleh pengembangan diri dan profesional. Program pengembangan yang dibangun secara sistematis akan memberikan pengalaman yang amat bermakna dalam pengembangan karakter paripurna.
5. Kurikulum
Kurikulum yang baik dibuat sedemikian luwes sehingga membuka peluang bagi guru untuk menatanya sesuai dengan keadaan siswa dan lingkungan. Inovasi ini telah mulai dilaksanakan melalui KTSP yang memberi peluang bagi sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan kondisi lingkungannya.
6. Tujuan dan Harapan
Dalam upaya mewujudkan sekolah sebagai lingkungan yang membangun karakter paripurna, sekolah harus mempunyai tujuan dan harapan (visi dan misi) yang dinyatakan dengan jelas, dan disebar-luaskan kepada semua pihak yang terkait. Standar ditetapkan setinggi mungkin akan tetapi realistik, dan perbedaan individual dalam belajr dipahami dan dihargai sebaik-baiknya. peraturan dinyatakan secara jelas dan dilakukan secara konsekuen.
7. Iklim Sekolah
Suasana yang menyenangkan, baik di ruang kelas, atau di tempat-tempat lainnya di sekeliling sekolah merupakan salah satu ciri lingkungan yang kondusif. Para siswa senantiasa aktif dan terlibat dalam berbagai kegiatan, dengan sikap yang ramah dan ceria penuh optimistik. Guru-guru pun tidak bersikap pasif tetapi pro-aktif artinya tidak menunggu bola melainkan secara aktif menyambut bola, dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
8. Penilaian Diri
Sekolah memahami kualitas prestasi siswa-siswanya, dan menyadari akan kekuatan dan kelemahan siswa-siswanya. Sekolah efektif senantiasa terbuka terhadap gagasan-gagasan baru dan selalu mencari cara-cara inovatif untuk mencapai hal--hal yang lebih baik.
9. Komunikasi
Sekolah bermutu senantiasa berkomunikasi dengan secara efektif, baik ke dalam maupun ke luar. Guru-guru berbagi pengalaman dan gagasan, mendiskusikan berbgai masalah baik secara informal maupun formal. Sekolah selalu mempunyai hubungan komunikasi dan kerjasama yang erat dengan orang tua dan masyarakat.
10. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Sekolah bermutu mengakui bahwa orang tua adalah pasangan atau mitra dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Dengan demikian antara sekolah, keluarga dan masyarakat terwujud satu kesatuan yang utuh, simbiotik, dan sinergik dalam mewujudkan tanggung jawabnya terhadap pendidikan.
Oleh: Prof. Dr. H. Mohamad Surya, M.Pd
1 komentar:
makasihh gan infonya
Replyayo gan buruan ikutin kompotisi cerdas cermat online sejawatimur seri2 gann adiahnya cukup banyak dan pendaftaranya geratis gan